Cara Merawat Keris Jawa dan Khodam (Isi) Keris Pusaka

Cara Menjamas Keris - Punya keris dan bingung bagaimana cara merawatnya? Terlebih untuk para pemula yang baru mengoleksi keris, entah itu keris pusaka bertuah (memiliki khodam), atau keris biasa yang hanya sekedar untuk koleksi saja. Biasanya orang yang baru pertama memiliki keris dan bingung bagaimana cara perawatannya akan bertanya pada orang yang memberikan atau menjual keris tersebut kepadanya.

Namun bagaimana bila keris tersebut adalah keris warisan, dan pemiliknya sudah meninggal dunia (misalkan keris peninggalan kakek buyut). Tentu hal ini jadi agak merepotkan, dan Anda jadi berusaha mencari informasi seputar perawatan keris di internet, dan secara kebetulan menemukan blog ini. Maka tidak ada salahnya Sobat pembaca melanjutkan membaca artikel ini sampai selesai, karena kesempatan kali ini caramenjamaskeris.blogspot.com memang akan mengupas Cara Merawat Keris Jawa dan Khodam (Isi) Keris Pusaka.

Tidak semua orang menyukai keris, dan alasan umum yang diberikan adalah, merasa bingung cara perawatannya. Karena memang benda yang satu ini butuh perawatan supaya tetap terjaga kebersihan dan keawetannya, terlebih bila keris tersebut memiliki tuah atau khodam. Tentu saja berbeda cara merawatnya dengan keris kosong (tanpa khodam).


1. Cara Merawat Keris Jawa


Dalam budaya Jawa keris adalah sesuatu yang khusus di hati orang-orang Jawa, termasuk pada orang-orang Jawa yang tidak memiliki atau tidak mengerti seluk beluk keris. Itulah sebabnya banyak yang memperlakukan keris dengan cara yang “istimewa”,  terutama adalah perlakuan mereka dalam hal perawatan dan penyimpanan keris. Ini disebabkan oleh kepercayaan mereka tentang adanya kegaiban di dalam keris.
Illustrasi Gambar Keris Jawa / Keris Pusaka

Selain mengharapkan tuahnya, mereka juga berhati-hati supaya jangan sampai mereka sendiri menjadi celaka oleh keberadaan kerisnya itu. Keris akan mereka perlakukan dengan sangat hormat. Bahkan ada juga yang menyediakan satu kamar atau satu ruangan atau satu lemari di dalam rumahnya khusus untuk menyimpan keris atau benda-benda pusaka lain miliknya.

Pada jaman sekarang ini sebaiknya kita tidak terbawa-bawa pengkultusan keris. Kepemilikan keris jangan sama dengan kita berperilaku berhala, dan kita sendiri juga jangan memberhalakan diri dengan memelihara keris.

Bila anda ingin memiliki keris sebaiknya jangan karena anda mengharapkan tuahnya. Itu sama saja dengan perbuatan ngalap berkah, muja, berhala. Juga jangan sampai anda kecewa bila anda tidak bisa merasakan tuahnya. Bila sekarang ini anda tidak memiliki keris, Kami tidak menganjurkan anda memiliki / membeli keris. Tulisan ini lebih ditujukan untuk orang-orang yang sudah memiliki keris, untuk menambah pengetahuan perkerisan mereka dan bagaimana seharusnya mereka memelihara kerisnya itu.

Baca juga : Cara Berkomunikasi Dengan Khodam Keris Pusaka

Tanpa perlu kita berpikiran klenik dan berpamrih berhala, sisi kegaiban dan tuah keris adalah sesuatu yang menyatu dan ada di dalam sebuah keris. Memang kita perlu tahu manfaatnya, juga kita perlu tahu tentang kecocokkan keris itu dengan kita dan itu bisa dicaritahu sendiri dengan cara menayuhnya seperti contoh di tulisan yang berjudul : Ilmu Tayuh Keris. Sesudah tahu manfaatnya dan kecocokkannya, jangan lagi kita berpamrih kesitu. Kita hanya perlu menjaga hubungan batin yang baik dan menjaga penyatuan kita dengan keris kita karena keris itu "hidup" dan bisa menjadi "teman perjalanan" kita.


2. Pengkondisian Batin Dengan Keris Pusaka 


Dan dalam hal pemeliharaan dan pemberian sesajinya kita harus mengkondisikan batin kita untuk tidak melakukan itu sebagai persembahan seperti halnya pemujaan berhala. Apakah perilaku kita terhadap keris kita itu termasuk sebagai perbuatan berhala, kita sendiri yang harus bisa menilainya. Sebaiknya kita sendiri juga harus sadar dan rela melepaskan pamrih yang bersifat berhala.

Jadikanlah mereka sebagai teman dari alam gaib. Dengan demikian kita juga dituntut untuk menjadi teman bagi mereka, diharapkan kita juga memperhatikan mereka dan bisa secara batin berinteraksi dengan mereka. Jangan kita sekedar menginginkan tuahnya saja yapi kita melakukan apa-apa sebagai bentuk perhatian kita kepada mereka.
Illustrasi Gambar Orang Jawa Sedang Memegang Keris

Jangan mengkondisikan hati dan pikiran kita untuk bergantung kepada tuah mereka. Tuah dari khodam atau benda gaib adalah sesuatu yang intrinsik ada dari keberadaan mereka, sama seperti teman seperjalanan yang memberikan bantuan dan perhatiannya kepada kita. Sesudahnya kita tidak perlu bergantung kepada tuah mereka.

Jangan kita pasif menunggu dan berharap mereka akan bekerja sendiri memberikan tuahnya seolah-olah tuah mereka sama dengan tuah pesugihan, karena seharusnya yang bekerja, yang sakti, yang ampuh bertuah adalah diri kita sendiri. Mereka akan membantu melengkapi kekurangan kita, jangan malah kita yang bergantung kepada tuah mereka.

Jadi kita sendiri harus tetap bekerja. Mereka bersifat membantu kelancaran dan keberhasilan usaha dan pekerjaan kita dan membantu menjauhkan kita dari kesulitan. Di sisi lain kita sendiri harus selalu bisa peka rasa untuk selalu bisa "mendengarkan" bisikan komunikasi dari mereka dalam bentuk ide dan ilham yang mengalir di dalam pikiran kita (dan mimpi) dan tanggap firasat, peka sasmita, dan waspada jangan sampai kita sendiri yang masuk ke dalam kesulitan.


3. Hubungan Pemilik Keris dengan Khodam (Gaib) Keris Pusaka


Sebenarnya hubungan manusia dengan mahluk halus hampir sama dengan hubungan manusia dengan binatang, atau hubungan manusia dengan manusia lainnya. Ada banyak manusia yang suka berkomunitas, bergaul dekat dengan sesamanya, saling menghormati, memberi dan menerima, saling memberi manfaat / bantuan adalah sesuatu yang umum dalam kehidupan mereka, tetapi ada juga yang lebih suka hidup sendiri, menyendiri. Ada juga manusia-manusia yang hanya ingin bergaul / berkomunitas dengan sesamanya saja, membentuk kelompok sendiri.

Ada banyak manusia yang suka memelihara binatang, dan ada banyak binatang yang suka berhubungan dekat dengan manusia dan akan mengikut kepada manusia bila si manusia bersikap bersahabat atau menunjukkan sikap memperhatikan mereka, apalagi bila si manusia memelihara mereka, walaupun awalnya mereka adalah hewan liar. Misalnya kucing, anjing, burung, ayam, hewan ternak, dsb. Hewan-hewan itu memberikan manfaat bagi manusia (tuah) secara langsung maupun tidak langsung, dan manusia bisa mengambil manfaat dari keberadaan mereka.
Illustrasi Penyatuan Khodam (gaib) Keris Pusaka dengan Pemiliknya

Begitu juga mahluk halus. Ada yang suka hidup dekat dengan manusia, biasanya bangsa jin yang sering menjadi pendamping atau prewangan, atau mereka tinggal di dalam rumah atau di sekitar rumah manusia yang seringkali keberadaannya tidak disadari oleh manusia, apalagi bila si manusia menghormati keberadaan mereka, suka memberi sesaji atau merawat tempat tinggal mereka (termasuk mahluk halus yang menjadi khodam jimat / pusaka). Bahkan ada banyak mahluk halus yang bertempat tinggal di dalam tubuh manusia (ketempatan mahluk halus).

Tetapi ada juga manusia yang memilih menjadi mahluk liar dan menjadi ancaman / gangguan bagi orang lain di luar kelompoknya. Juga ada jenis hewan tertentu yang berbahaya bila manusia mendekatinya, atau bila manusia melewati tempat tinggal / sarangnya, seperti ular dan hewan liar lainnya.

Begitu juga mahluk halus. Ada di antara mereka yang berwatak keras dan tidak bersahabat dengan manusia, bisa menyerang manusia sewaktu-waktu, terutama di tempat-tempat yang sepi dan jauh dari permukiman manusia, yang biasanya adanya keberadaan manusia di lingkungan tempat tinggalnya akan dianggap mengganggu. Ada juga mahluk halus tertentu yang sulit ditebak jalan pikirannya, yang harus diwaspadai, karena sewaktu-waktu naluri / instingnya membuat mereka menyerang manusia.

Baca Juga: 1. Mengenal Penghuni (Khodam) Keris Pusaka 2. Kekuatan (Tuah) Keris Pusaka Berkhodam 3. Cara Mengundang Khodam Keris Pusaka

Jadi sebenarnya hubungan manusia dengan mahluk halus / khodam hampir sama dengan hubungan manusia dengan binatang, atau hubungan manusia dengan manusia lainnya. Ada yang harus diwaspadai, ada juga yang bersahabat. Hanya saja karena berbeda jenis, berbeda alam dan tidak familiar, ditambah banyak manusia melebih-lebihkan cerita, menyebabkan banyak muncul dogma dan pengkultusan.

Karena itu jadikanlah mereka sebagai teman dari alam gaib. Dengan demikian kita harus merubah sikap berpikir kita, yaitu bahwa dalam kita memberikan perawatan dan sesaji itu adalah bentuk perhatian kita kepada benda-benda dan sosok-sosok halus yang sudah bersama kita, bukan sebagai sesaji / upeti persembahan kepada sesosok mahluk halus, dan jangan melakukannya dengan sikap batin seperti itu.

Dengan demikian kita telah menempatkan diri kita tidak di bawah kungkungan perilaku dan pemikiran berhala. Kita sendiri juga harus rela melepaskan pamrih yang bersifat berhala, supaya kita tidak terjerumus dalam perbudakan dan kesesatan (perbudakan pamrih / hasrat dan kesesatan kita sendiri).

Pada masa sekarang sebaiknya kita merubah sikap berpikir kita, perlakukanlah keris sebagai teman hidup / pendamping perjalanan hidup kita dan jadikanlah pemeliharaan keris dan pemberian sesaji sebagai bentuk perhatian kita kepada si keris, sama seperti kita memperlakukan dengan baik seorang tamu / teman dan menyuguhkan makanan dan minuman kepadanya, atau seperti kita menawarkan rokok kepada teman seperjalanan.

Walaupun arti sesaji bagi para mahluk halus adalah sama dengan makanan dan minuman bagi manusia, tetapi sekalipun kita memberikan sesaji banyak, tetap saja semua sesaji dari kita itu tidak mencukupi semua kebutuhan "makan dan minum" mereka. Karena itu mereka memandang semua sesaji dari kita adalah bentuk perhatian kita kepada mereka, sehingga dengan bentuk pemberian sesaji itu kemudian terjalin rasa saling memberikan perhatian dan penghormatan, sedangkan kekurangan makan dan minum mereka, mereka sendiri yang akan mencari sendiri pemenuhannya.

4. Penyatuan Rasa Keris Pusaka dengan Pemiliknya


Penulis sering menemukan keris-keris milik para pembaca yang pasif, belum aktif bertuah, belum memberikan penyatuannya dan tuahnya kepada manusia pemiliknya, padahal si pemilik keris berharap dengan ia memiliki benda-benda tersebut maka ia juga akan mendapatkan manfaat / tuahnya.

Sekalipun kita sudah memiliki sebuah keris, jimat batu akik atau mustika, atau bahkan sudah mengkoleksi banyak, bukan berarti kita secara otomatis akan juga menerima manfaat dari keberadaan mereka. Mereka bersifat "hidup", sama seperti manusia dan mahluk lain. Seberapa baik interaksi kita dengan mereka dan seberapa besar rasa penyatuan dan perhatian kita kepada mereka (dan perhatian kita pada sesajinya) akan juga menentukan kadar antusias mereka membantu dan memberikan manfaatnya kepada kita.
Illustrasi Gambar Cara Merawat Keris Pusaka 

Apapun yang kita miliki sebaiknya kita rawat dan pelihara dengan baik seperti seharusnya. Sayang sekali kalau manfaatnya tidak kita dapatkan hanya karena kita mengabaikannya, atau hanya karena salah perawatan. Padahal untuk memilikinya kita sudah mengeluarkan biaya dan usaha yang cukup besar, dan keberadaannya juga cukup membebani kita, ditambah lagi kita juga sudah terlanjur berharap akan tuahnya. Karena itu berilah perhatian yang semestinya seolah-olah mereka adalah teman kita dari alam gaib, jangan diabaikan dan jangan salah perlakuan. Seberapa baik perhatian kita kepada mereka akan juga berdampak balik kepada kita.

5. Pemberian Sesaji (Makanan) Untuk Khodam (Gaib) Keris Pusaka


Kalau kita sudah memiliki sebuah keris, kalau tuahnya memang diinginkan sebaiknya sesajinya juga rutin kita berikan, minimal sebulan sekali. Penulis sering sekali melihat keris-keris (termasuk milik para pembaca) yang khodamnya pasif tidak menunjukkan penyatuannya dengan si manusia pemiliknya, dan tidak bertuah (khodamnya tidak memberikan tuahnya kepada pemiliknya) hanya karena sesajinya tidak diberikan, atau karena bentuk sesajinya tidak tepat, padahal orangnya sangat mengharapkan tuahnya, apalagi orangnya juga membanggakan kerisnya itu sebagai benda bertuah.

Karena itu kalau tuahnya memang diinginkan sebaiknya sesajinya juga rutin kita berikan, minimal sebulan sekali, jangan kita menginginkan tuahnya tapi kita sendiri tidak memberikan perhatian apa-apa kepada kerisnya.

Karena itu bila kita sudah memiliki keris, sebaiknya perawatan dan sesajinya diperhatikan supaya keris-kerisnya aktif membantu kita dan tuahnya kuat. Kalau kita juga peka rasa dan tanggap firasat, itu akan menambah antusias kerisnya dalam membantu kita.

Itulah ulasan Cara Merawat Keris Jawa dan Khodam (Isi) Keris Pusaka, Kedepannya kami akan mengupas lebih jauh tentang keris, dan bila Sobat pembaca punya pertanyaan seputar perawatan keris dan hal-hal lain yang berhubungan dengan keris bisa menghubungi kami melalui form Contact. Terima kasih.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Cara Merawat Keris Jawa dan Khodam (Isi) Keris Pusaka

0 komentar:

Posting Komentar